KEAJAIBAN BERLAPANG DADA DI SAAT MENDENGAR SUARA ANJING

Saya bertetangga langsung dengan keluarga non muslim, persis di samping kiri rumah saya. Sudah sekitar 12 tahun kami bertetangga. Kepala keluarga mereka adalah seorang pria turunan Tionghoa yang sangat santun setiap berjumpa dengan saya.

Pada awal saya pindah, tetangga saya tersebut memelihara dua atau tiga ekor Anjing, yang seringkali menggonggong. Dan tentu saja kami sekeluarga awal-awalnya sering merasa terganggu.

Terlebih lagi, jika saya mau ke masjid, seringkali digonggongi oleh suara Anjing tetangga saya. Awalnya saya kaget, tapi lama-lama jadi terbiasa kaget. Jadi sudah tidak kaget lagi dengan kekagetan yang terjadi. Hehe.

Sampai suatu saat, ada sebuah artikel yang saya baca dan mencerahkan jiwa saya, di sana dijelaskan bahwa Anjing itu adalah satu-satunya binatang yang menjaga 7 Pemuda Ashabul Kahfi. Anjing adalah lambang dari kesetiaan, kepatuhan dan keberanian. Setia dan patuh kepada tuannya, dan berani melindungi tuannya.

Entah kenapa, sejak saat itu “kebencian” saya terhadap Anjing jauh berkurang, yang tersisa hanya sedikit kekhawatiran manakala terkena air liurnya atau kotorannya, itu pun bukan karena faktor Anjingnya, tapi karena kemalasan saya untuk bersuci dari najis besar ini, padahal tuntunannya sudah jelas saya pahami.

Akhirnya kini saya dan keluarga sama sekali tidak merasa tak nyaman ketika Anjing itu menggonggong. Alhamdulillah kami sudah berlapang dada.

Dan keajaibannya adalah, ketika saya dan istri sudah semakin berlapang dada dengan kehadiran Anjing milik tetangga saya, ternyata gonggongan suara Anjing itu semakin jarang terdengar.

Bahkan saya secara pribadi kadang merindukan suara Anjing itu agar menggonggong lebih sering lagi. Dan saya berharap, semoga dengan mendengar suara Anjing itu, mengingatkan saya bahwa Anjing saja bisa begitu setia kepada tuannya, menurut kepada tuannya dan berani membantu tuannya walaupun nyawa taruhannya… Sedangkan saya?

Salam

KZ

©Keajaiban Berlapang Dada

Tinggalkan komentar